Kampung Sasak Dusun Sade


Saya lanjutkan cerita perjalanan di Lombok. Setelah ke Gili trawangan dan desa sukarare, perjalanan kami lanjutkan ke kampung sasak dusun Sade. Dusun Sade ini merupakan salah satu dusun di Lombok yang masih melestarikan tradisi Suku Sasak. Disini terdapat sekitar 150 rumah dengan 700 warga yang masih hidup secara tradisional. Dusun Sade terletak tidak jauh dari BIL (Bandara Internasional Lombok). Dari BIL kita ambil ke arah selatan, ke arah pantai Kuta Lombok.

Seperti kebiasaan suku Sasak, dusun ini juga terletak di bukit. Di dusun Sade ini kita akan disambut dengan pemuda asli sasak yang akan menjelaskan budaya dan tradisi Suku Sasak. Diantaranya mereka itu umumnya kawin dengan sepupunya (misan). Karena jika menikah dengan warga luar dusun, dikenakan uang mahar yang cukup mahal. Sementara jiga menikah dengan sesama warga dusun, maharnya tidak mahar. Kemudian ada budaya kawin culik. Jadi pemuda yang ingin menikahi seorang gadis, harus menculik gadis itu malam2. Tradisi lainnya adalah menenun, gadis disini wajib belajar menenun. Kalo belum bisa menenun maka belum boleh menikah.

Tradisi lainnya adalah rumah disini masih tradisional. Terdapat beberapa bentuk rumah, yang berbeda-beda. Rumah-rumah ini lantainya dibuat dari campuran tanah, getah pohon dan abu jerami yang kemudian diolesi dengan kotoran kerbau yang dikeringkan. Diantara rumah-rumah ini dibangun juga lumbung padi. Lumbung padi ini biasa digunakan 4-5 keluarga untuk menyimpan hasil panennya. Lumbung padi ini juga yang kerap menjadi simbol dari suku sasak. Warga Sade mayoritasnya beragama islam.

Setelah puas berkeliling di dusun sade. Perjalanan kami lanjutkan ke pantai Kuta Lombok. Pantai ini cukup indah, dengan pasir putih. Selain itu pantai ini sering juga dijadikan tempat surfing. Menurut para turis putih, pantai kuta lombok ini seperti pantai kuta di bali tapi 40 tahun yang lalu. Kunjungan terakhir kami di Lombok adalah ke kampung Banyumulek. Disini kita bisa melihat berbagai macam kerajinan gerabah. Ada berbagai macam peralatan dan hiasan dari tanah liat yang dibuat secara tradisional disini. Yang paling beda adalah tempat minum seperti ceret suku sasak. Biasanya kita lihat ceret diisi air dari bagian atas, sementara disini ceret ini diisi dari bagian bawah. Walaupun diisi dari bawah tapi airnya tidak tumpah. Selain itu mereka menggunakan juga kulit telur untuk menghias gerabah. Kerajinan di Banyumulek ini cukup indah. Konon mereka telah mendapat pelatihan dari selandia baru tentang cara menghias kerajinan gerabah dari tanah liat.

Selamat berlibur

Beberapa tulisan tentang kampung sade

http://sadelombok.blogspot.co.id/

http://lifestyle.liputan6.com/read/2120969/mengenal-tradisi-menikah-suku-sasak-kampung-sade-lombok-tengah

https://id.wikipedia.org/wiki/Sade,_Lombok_Tengah

http://travel.kompas.com/read/2014/07/18/103700927/Sade.Kampung.yang.Selalu.Menarik.Perhatian


Silahkan tuliskan tanggapan, kritik maupun saran