Pemilu Online

Hari ini di beberapa daerah dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah. Sebagai warga negara yang baik, hari ini saya juga akan datang ke TPS untuk menyalurkan aspirasi. Di jaman serba IT ini harusnya kita mulai coba menyelenggarakan pemilu online. Pemilu online jelas akan sangat memudahkan pemilih seperti saya yang berada jauh di dari tempat pemilihan. Jadi saya tidak perlu datang ke TPS, tinggal memilih dari Smartphone atau Laptop saja. Selain itu juga akan mempercepat proses penghitungan suara. Sehingga kita tidak perlu menunggu lama hasil penghitungan yang dilakukan KPU. Pemilih juga bisa memantau hasil penghitungan secara live.

e-voting

Secara teknologi sebenarnya tidak sulit untuk membuat sistem pemilihan online. Saya yakin banyak para jago coding tanah air yang bisa membangun sistem pemilu online. Yang agak rumit justru dari sisi keamanan. Walaupun begitu sudah banyak negara yang melaksanakan pemilu secara online. Contohnya di Amerika Serikat, Australia, Belgia, Brazil, Kanada, Estonia, Prancis, Jerman, India, Irlandia, Italia, Belanda, Norwagia, Peru, Romania, Switzerland, Venezuela, dan Filipina. Wow, bahkan Filipina juga sudah menyelenggarakan pemilihan online (e-voting).

Di luar sana terdapat berbagai macam teknologi yang digunakan untuk menyelanggarakan e-voting. Diantaranya punched cards, optical scan , menggunakan voting kiosk atau DRE (direct recording electronic voting system). Selain itu ada juga pengiriman balot, memilih lewat telepon maupun lewat internet.

Internet voting

Salah satu contoh internet voting yang pernah diselenggarakan adalah di Estonia. Sejak 2005 negara ini telah menerapkan internet voting. Pemilih harus mendaftarkan dirinya terlebih dahulu dengan menggunakan KTP. Alternatifnya adalah dengan menggunakan mobile ID (sebuah mekanisme otentikasi menggunakan handphone dengan SIM card tertentu). Setelah terdaftar pemilih dapat memilih secara online. Hasil pemilihan ini sebelum dikirim harus disahkan dulu oleh pemilih dengan metode digital signing. Kemudian dilakukan proses digital signing sekali lagi dengan menambahkan identitas kita dan session log. Ibaratnya kita mengirim kertas suara yang telah kita pilih, kemudian dibungkus dengan amplop dan di lem. Kemudian amplop berisi kertas suara tadi dibungkus lagi dalam sebuah amplop yang lebih besar. Dalam amplop ini dimasukkan identitas kita dan lembar berita acara jam berapa dan dari mana kita telah mengirimkan amplop ini. Baru kemudian dikirim via pos. Keliatannya cukup seru.

Baiklah sekarang saya harus pergi ke TPS. Sampai saat ini saya masih galau, bingung mau memilih yang mana. Di daerah tempat saya tinggal hari ini kami harus memilih Bupati yang baru. Cuman keliatannya sosialisasi Pilkada kali ini kurang baik. Beberapa teman-teman saya bahkan tidak tahu jumlah calon bupati yang ikut pilkada.

Tapi yang penting hari ini libur :) Selamat libur!