Hikmah Membaca Qur’an


Berikut ini catatan dari kultum ramadhan tentang hikmah membaca Qur’an. Ustad membahas Quran surat Al-Baqarah 121:

Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.

Dalam membaca Quran jangan terburu-buru. Seperti perintah Q.S Almuzzamil ayat 4: 

….Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.

Ketika membaca quran dengan tartil, maka akan terfungsikan 3 unsur yaitu: lisan, akal dan hati:

Lisan

Arti tartil adalah Tajwidul huruf, dan megetahui waqaf2nya. Maksudnya sesuai dengan ilmu tajwid dan aturan membacanya. Bagaimana ketika membaca quran setiap hak dan mustahaq terpenuhi, sifat-sifat huruf. Baca quran harus konsisten. Haraqahnya ghunnah, dan huruf-hurufnya. Baca quran tidak boleh dipaksakan atau kesannya dibuat-buat.  Seperti surat Thoha ayat 2 :

Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah;

Akal kita terfungsikan untuk memahami, terjemahan, tafsir.

Hati kita terfungsuikan untuk tadabbur. Secara sederhana tadabbur adalah mengerahkan upaya untuk melihat, memahami, merenungi sesuatu, bahkan sampai pada sisi terjauhnya. Jika dikaitkan dengan Alquran, maka tadabbur artinya penghayatan terhadap ayat-ayat Alquran dengan maksud untuk membuka hati dan pikiran manusia.

afala tadabbaru? Cara tadabbur adalah dengan merasakan setiap ayat2 itu tertuju untuk diri kita.

Ada kisah tabiin ulama Rufai bin Mihraan. Tokoh yang berjuluk Abu al-Aliyah hendak turut serta berjihad. Seperti biasanya, segala persiapan dan perbekalan telah direncanakan dengan baik. Ia mengikat semuanya di atas kendaraannya. Namun, tanpa ia sadari, tatkala terbit waktu subuh, terdapat luka yang parah pada salah satu telapak kakinya. Kemudian, rasa sakit tersebut semakin bertambah sedikit demi sedikit. Seorang dokter yang menjenguknya memvonis sosok berdarah Persia itu terkena penyakit aklah.

Penyakit yang akan mematikan sel-sel dan merambat sedikit demi sedikit hingga mengenai seluruh tubuh. Kemudian, sang tabib tersebut meminta persetujuannya untuk memotong kakinya hingga setengah betis, maka beliau pun menyetujuinya.

Sang tabib menyiapkan perlengkapan amputasi, pisau untuk menyayat daging, dan gergaji untuk memotong tulang. Kemudian tabib berkata, “Maukah Anda minum bius agar Anda tidak merasa kesakitan tatkala disayat dan dipotong kakinya?”

Rufai menjawab, “Bolehkah engkau carikan yang lebih baik ketimbang solusi bius itu?” Tabib bertanya, “Apa itu?”

“Carilah untukku seorang qari yang membacakan Alquran, mintalah dia membacakan untukku ayat-ayat yang mudah dan jelas. Jika kalian melihat wajahku telah memerah, pandanganku mengarah ke langit, maka berbuatlah sesukamu,” ujar Rufai.  Mereka pun melaksanakan permintaan tersebut dan memotong kakinya.

Tatkala selesai amputasi, tabib berkata kepada Abu al-Aliyah, “Seakan Anda tidak merasakan sakit tatkala diamputasi.” Lalu beliau menjawab, “Karena saya tersibukkan oleh sejuknya kecintaan kepada Allah, merasakan kelezatan apa yang aku dengar dari Alquran sehingga melupakan panasnya gergaji.”

Beliau bisa merasakah keindahan karena beliau hafiz , paham bahasa arab dan tafsir.

Ada kisah lain dari Mansur bin amr.

Mansur bin Ammar pernah datang ke sebuah masjid. Di sana dirinya bertemu seorang pemuda yang sedang khusyuk beribadah. Pemuda itu tampak menangis sesenggukan dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya. Tampaknya si pemuda itu menghayati sekali doa yang dipanjatkannya.

Mansur kemudian mendekati pemuda tersebut. Setelah pemuda itu selesai sholat, Mansur mengajaknya berbicara. “Wahai pemuda tahukah engkau bahwa Allah SWT memiliki satu lembah di Neraka Jahanam yang bernama lazha yang tercantum dalam ayat-Nya?”

Kemudian Mansur membaca ayat,” Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergolak. Yang mengelupas kulit kepala.” ( Surat al Ma’arij 15-16)

Mendengar ayat yang dibaca itu, pemuda langsung menjerit dan pingsan. Setelah beberapa lama ia kemudian siuman lalu berkata ,”Sungguh ucapan yang sangat menggetarkan.”

Mansur lalu membacakan ayat lagi,” Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”( Surat At Tahrim ayat 6)

Mendengar bacaan tersebut, pemuda langsung menjerit lagi kemudian meninggal dunia.

Mansur menjadi kaget melihat kejadian itu. Ia kemudian mengurus jenazahnya. Ada hal aneh ketika ia hendak mengkafani jenazah.

Ketika dibuka bajunya, terlihat di dada pemuda itu tulisan ayat Allah SWT yang berbunyi,” Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai,dalam surga yang tinggi. Buah-buahannya dekat,” ( Surat al Haqqah 21-23)

Setelah dikubur, malamnya Mansur bin Ammar bermimpi, pemuda itu berjalan ke surga.

Semoga Bermanfaat!

Referensi:

Kisah Pemuda yang di Dadanya Bertuliskan Ayat Al Quran

https://www.republika.co.id/berita/qij9ka430/mau-tahu-sahabat-nabi-yang-diamputasi-karena-sakit


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *