Saya baru nemu tulisan tentang 42 kesalahan berpikir (Fallacies) karya Dr. Michael C. LaBossiere. Seru juga baca tulisan tentang fallacies alias sesat pikir. Jadi yang dimaksud Kesalahan berpikir atau kerancuan berpikir tuh kesalahan orang dalam menyimpulkan tentang sesuatu. Jadi seolah-olah argumennya itu logis padahal ngawur dan menyesatkan.
Menurut Dr. LaBossiere, supaya paham apa itu kesalahan berpikir, kita musti ngerti dulu apa yang dimaksud dengan argumen.
Argumen biasanya terdiri dari 1 atau beberapa premise (alasan) dan sebuah kesimpulan. Alasan itu adalah sebuah pernyataan (bisa benar atau salah) yang diceritakan untuk mendukung sebuah kesimpulan (bisa benar atau salah).
Ada 2 tipe argumen: deduktif dan induktif
Argumen deduktif menurut Dr LaBossiere semua alasannya mendukung kesimpulan secara penuh. Argumen induktif menurut beliau tidak semua alasannya secara penuh mendukung kesimpulan.
Sebuah argumen dikatakan baik bila alasan yang disampaikan mendukung kesimpulan. Argumen deduktif yang baik disebut argumen valid, yaitu bila semua alasannya benar maka kesimpulannya pasti benar. Bila semua argumennya valid dan semua alasannya benar disebut argumen bermakna (sound). Bila argumen tersebut tidak valid, atau memiliki satu atau lebih alasan yang salah disebut argumen tidak bermakna (unsound).
Argumen induktif yang baik disebut argumen induktif yang kuat atau meyakinkan (cogent). Yaitu alasan-alasannya benar dan kesimpulannya sepertinya benar.
Secara umum Fallacy atau kesalahan berpikir adalah kesalahan penalaran (memberikan alasan). Fallacy berbeda dengan kesalahan faktual (Factual error). Fallacy adalah alasan yang dikemukakan tidak mendukung kesimpulan.
Deduktif fallacy adalah argumen deduktif yang tidak valid. Contohnya alasan (asumsinya) benar tapi kesimpulannya keliru. Induktif fallacy adalah argumen induktif yang tidak mendukung kesimpulan.
Contoh argumen deduktif
Asumsi 1: Kalau Alexa adalah seekor kucing, maka alexa adalah mamalia
Asumsi 1: Alexa adalah seekor kucing
Kesimpulan: Alexa adalah mamalia
Contoh argumen induktif
asumsi 1: Sebagian besar kucing di Bandung adalah hewan piaraan
Asumsi 2: Alexa adalah seekor kucing di bandung
kesimpulan: alexa adalah seekor hewan piaraan
Contoh factual error
Bandung adalah ibukota Indonesia
Contoh Deductive fallacy
Asumsi 1: Jika Bekasi adalah ibukota Jawa Barat, maka Bekasi berada di Jawa Barat
Asumsi 2: Bekasi berada di Jawa Barat
Kesimpulan: Bekasi adalah ibukota jawa barat
Contoh inductive fallacy
Asumsi 1: Ketika sampai di Bandung, saya melihat seorang gadis Bandung yang cantik
Kesimpulan: Semua gadis bandung cantik
Jenis-jenis Fallacy
- Ad Hominem
Dikenal juga sebagai ad Hominem Abusive, Personal Attack.
Menyerang individu daripada membahas argumennya.
2. Adhominem Tu Quoque
Dikenal juga sebagai you too fallacy
Argumen seseorang dianggap salah karena tidak konsisten dengan apa yang pernah dia ucapkan, atau tidak konsisten dengan perbuatannya. Jadi argumen dianggap salah bukan karena argumennya, tapi karena perkataan atau tindakan orangnya yang tidak konsisten
3. Appeal to the consequences of a belief
Benar salah sebuah argumen tergantung pada keyakinan terhadap konsekuensi (akibat) yang timbul dari argumen tersebut. Beberapa pola fallacy ini adalah:
- X adalah benar, karena bila orang tidak menerima bahwa X tidak benar maka akan timbul konsekuensi negatif
- X adalah salah, karena bila orang tidak menerimaX adalah salah maka akan timbul konsekuensi negatif
- X adalah benar, karena mempercayai bahwa X adalah benar akan menimbulkan konsekuensi positif
- X adalah salah, karena mempercayai bahwa X adalah salah akan menimbulkan konsekuensi positif
- Saya berharap X adalah benar, karena itu X adalah benar. Ini disebut juga angan-angan (wishful thinking)
- Saya berharap X adalah salah, karena itu X adalah salah. Ini juga disebut angan-angan (wishful thinking)
4. Appeal to authority
Disebut juga: fallacious appeal to authority, misuse of authority, irrelevant authority, questionable authority, Inapproriate Authority, Ad Verecundiam
Kesalahan berpikir karena orang yang menyampaikan argumen tidak memiliki otoritas/kompetensi di bidang tersebut. Atau otoritas dan kompetensinya dipertanyakan.
Non-Fallacious appeals to authority
Kesalahan berpikir dengan mempercayai bahwa pernyataan dari seseorang yang mempunyai otoritas atau kompetensi selalu benar.
5. Appeal to belief
Kesalahan berpikir karena sebagian besar orang percaya terhadap klaim bahwa X itu benar
6. Appeal to common practice
Kesalahan berpikir menganggap benar sesuatu yang lazim dilakukan oleh banyak orang. Polanya adalah X adalah sesuatu yang lazim dilakukan. Maka X adalah benar.
7. Appeal to emotion
Kesalahan berpikir dengan memanfaatkan/memanipulasi emosi untuk mengklaim sebuah kebenaran
8. Appeal to Fear
Kesalahan berpikir dengan cara menakut-nakuti orang
9. Appeal to Flattery
Kerancuan berpikir dengan menggunakan pujian terhadap pendengar, agar orang itu mendukung sebuah argumen.
10. Appeal to novelty
Kesalahan berpikir karena beranggapan bahwa sesuatu yang baru itu pasti lebih baik atau lebih benar
11. Appeal to Pity
Kesalahan berpikir dengan menggunakan rasa iba untuk membuat orang mendukung sesuatu argumen
12. Appeal to popularity
Kesalahan berpikir karena sebagian besar orang mendukung X, jadi saya harus mendukung X. Karena saya mendukung X, maka X pastilah benar
13. Appeal to ridicule
Kesalahan berpikir dengan mentertawakan atau menjelekan sebuah argumen untuk menganggap argumen tersebut salah
14. Appeal to spite
Kesalahan berpikir dengan berusaha menimbulkan rasa dengki pada pendengar untuk menyalahkan sebuah argumen
15. Appeal to tradition
Kesalahan berpikir bahwa sesuatu tradisi atau cara lama adalah cara yang terbaik
16. Begging the Question
Disebut juga circular reasoning atau penalaran berputar. A benar karena B benar. B benar karena A benar.
17. Biased Generalization
Kesalahan pengambilan kesimpulan karena data yang bias, atau tidak mewakili.
18.Burden of proof
Kesalahan berpikir yang menganggap pernyataannya benar, karena belum ada orang lain yang membuktikan bahwa pernyataannya salah. Jadi orang lain yang harus membuktikan klaim yang dia buat.
19. Circumstantial Ad Hominem
Kesalahan berpikir yang menganggap pernyataan X salah, karena X itu memiliki kepentingan pribadi terhadap pernyataan tersebut yang dilandaskan agamanya X, kepentingan politiknya X, sukunya dll
20. Fallacy of composition
Kesalahan dalam menyimpulkan bahwa kebenaran terhadap satu fakta berarti berlaku juga untuk semua fakta.
21. Confusing Cause and Effect
Kesalahan mengambil kesimpulan bahwa fakta atau kejadian A adalah penyebab dari B, karena asumsi bahwa A dan B sering terjadi secara bersamaan.
22. Fallacy of division
Kesalahan dalam menyimpulkan bahwa sebuah kebenaran terhadap satu bagian besar berarti juga benar terhadap bagian kecilnya.
23. False Dilemma
Disebut juga pola pikir hitam putih. Bila ada 2 hal A dan B, bila A benar maka B salah. Jadi tidak mungkin A dan B sama benar, atau sama-sama salah.
24. Gambler Fallacy
Kesalahan berpikir dimana menganggap probabilitas dimasa depan dipengaruhi probabilitas di masa lampau. Padahal tidak berhubungan.
25. Genetic Fallacy
Kesalahan berpikir dimana kebenaran sebuah argumen ditentukan dari sumbernya, atau orangnya. Bila A mengatakan argumen X benar, maka X benar.
26. Guilt by Association
Kesalahan berpikir dimana orang menganggap suatu klaim X salah, hanya karena orang yang dia tidak suka menganggap bahwa X itu benar.
27. Hasty Generalization
Kesalahan berpikir karena menyamakan semua populasi berdasarkan satu atau sedikit kebenaran yang dia ketahui. Bisa diartikan juga menggeneralisir semua kebenaran berdasarkan satu atau sedikit sampel.
28. Ignoring a common cause
Kesalahan berpikir ini terjadi bila seseorang percaya kejadian A disebabkan oleh kejadian B. Tanpa mempertimbangkan adanya faktor lain yang menyebabkan dapat menyebabkan terjadinya A dan B.
29. Middle Ground
Kesalahan berpikir ini terjadi karena asumsi mengambil sebuah posisi yang berada di tengah-tengah antara dua kondisi ekstrem adalah yang paling benar.
30. Misleading Vividness
Kesalahan berpikir dimana orang salah mengambil kesimpulan dari beberapa kejadian yang sudah terjadi, maka kejadian itu akan terjadi terus. Padahal jumlah kejadian yang terjadi sangat kecil dan tidak signifikan
31. Peer Presure
Kesalahan berpikir dimana orang salah mengambil kesimpulan karena ancaman atau tekanan dari teman-temannya atau kelompoknya.
32. Personal Attack
Disebut juga Ad Hominem Abusive. Kesalahan berpikir ketika X menyangkal ide Y dengan menyerang secara personal Y, bukan idenya.
33. Poisoning the well
Kesalahan berpikir ketika X menyangkal pendapat Y dengan menyajikan informasi negatif yang tidak relevan tentang Y untuk melemahkan pendapat Y.
34. Post Hoc
Disebut juga Post Hoc Ergo Propter Hoc, False Cause, Questionable Cause, Confusing Coincidental Relationships With Causes. Kesalahan berpikir ketika menyimpulkan bahwa A adalah penyebab dari B, hanya karena A terjadi sebelum B.
35. Questionable Cause
Kesalahan berpikir yang menyimpulkan bahwa A menyebabkan B, hanya karena A dan B sering terjadi secara bersamaan.
36. Red Herring
Disebut juga smoke screen atau wild goose chase. Kesalahan berpikir dimana seseorang mencoba mengalihkan topik pembicaraan untuk membuat orang lupa akan topik yang sedang diperdebatkan.
37. Relativist Fallacy
Disebut juga Subjectivist Fallacy. Kesalahan berpikir ketika seseorang menolak sebuah klaim A, dengan menyatakan bahwa klaim A tersebut bisa saja benar bagi semua orang, tapi klaim A tersebut tidak berlaku bagi dirinya.
38. Slippery slope
Disebut juga Camel’s Nose. Kesalahan berpikir dimana sebuah kejadian A, pasti akan diikuti oleh kejadian B.
39. Special Pleading
Kesalahan berpikir ketika A menerapkan aturan atau standar tertentu namun menganggap aturan itu tidak berlaku untuk dia, tanpa alasan yang jelas.
40. Spotlight
Kesalahan berpikir ketika menyimpulkan bahwa seluruh populasi memiliki sifat yang sama dengan A. Dimana A adalah warga populasi tersebut yang paling mendapat sorotan dari media (mendapat spotlight)
41. Straw Man (manusia jerami)
Kesalahan berpikir ketika Y memberikan pendapat A. Kemudian X menyalahkan pendapat Y tersebut dengan menuduh Y memiliki pendapat B. Padahal Y tidak pernah menyebut tentang B. B merupakan sesuatu yang berbeda/berubah dari A. sehingga dapat dikatakan X itu menyerang manusia jerami (manusia sawah) bukan menyerang Y.
42. Two wrongs make a right
Kesalahan berpikir ketika X membenarkan tindakannya terhadap Y, dengan menuduh Y akan (atau telah) melakukan tindakan yang sama terhadap X. Padahal tindakannya itu tetap saja salah, walaupun Y juga melakukan tindakan yang sama terhadap X.
Semoga Bermanfaat!
reference
2 tanggapan untuk “42 Kesalahan Berpikir”
No 24 gambler fallacy mungkin seperti ini
Pandemi flu spanyol 1918 berakhir setelah 2 tahun, jadi covid juga berakhir setelah 2 tahun.
Kenyataanya covid tidak
Wah ternyata Jenis-jenis Fallacy itu ada banyak ya, terimakasih pak ilmunya