Kajian Ramadhan – Buya Yahya


Hari ini di kampus ada tabligh akbar menyambut ramadhan. Kajiannya diisi oleh Buya Yahya. Materinya menarik, berikut ini beberapa hal yang sempet saya catat dari pemaparan beliau.

Sebagai orang beriman, maka sewajarnya kita memiliki rasa rindu terhadap bulan ramadhan. Untuk itu, beliau mengajak kita untuk introspeksi, seberapa besar rasa rindu kita terhadap bulan ramadhan. Kemudian beliau mengatakan tidak dihilangkan kerinduan orang beriman akan kebaikan kecuali karena dosa. Bila ternyata di hati kita di tidak ada rindu terhadap bulan ramadhan, mari kita perbanyak istighfar.

Rasulullah SAW, memerintahkan untuk selalu perbaharui imanmu. Caranya adalah dengan perbanyak istighfar, perbannyak dzikir la ilaha illalah, dan perbanyak shawalat.

Apa saja yang harus kita persiapkan untuk bulan ramadhan. Menurut beliau ada persiapan dhahir dan ada persiapan batin. Tujuan puasa adalah untuk menjadi orang bertaqwa. Secara sederhana bisa dikatakan orang yang bertaqwa itu adalah orang yang baik kepada Allah dan baik juga kepada sesama manusia.

Dahulu Rasulullah pernah mendengar cerita (curhat) dari para sahabatnya tentang seorang wanita yang banyak berpuasa, rajin sholat, hanya saja dia tidak pernah menjaga lisannya. Wanita ini kalo ngomong selalu nyakitin tetangga. Kata rasul gak ada baiknya orang seperti itu, dia masuk golongan ahli neraka. Dari kisah ini kita harus bisa menjaga ibadah kita kepada Allah SWT dan juga menjaga hubungan kita dengan sesama manusia.

Contoh persiapan batin yang perlu kita lakukan adalah kita dengan kita berdamai, bila saat ini ada perselisihan dengan tetangga atau teman kita, maka sebaiknya kita berdamai. Saling memaafkan, bersihkan hati kita. Karena sesungguhnya setan selalu ingin mengadu anak adam. Jangan sampai kita keluar dari lisanmu kata-kata yang tidak baik. Selalu sopan santun terhadap orang lain. Lebih baik bila kita mendoakan untuk orang yang bermasalah dengan kita. Maka insyaAllah malaikat akan mendoakan kita.

Selain itu persiapkan diri kita menghadapi bulan ramadhan dengan ilmu. Pelajari aqidah, fiqih maupun akhlak praktis.

Kemudian beliau sampaikan 9 hal yang membatalkan puasa:

  1. Memasukan sesatu pada lobang yang 5. Yaitu mulut, hidung, telinga, buang air kecil, besar. Ada pertanyaan bagaimana dengan menelan ludah. Menurut beliau tidak membatalkan puasa, selama 3 hal yaitu ludah dia sendiri, ludah belum bercampur dengan apapun dan ludah masih di wilayah mulut. Kemudian bagaimana dengan ngupil, ternyata ngupil gak papa. Kemudian untuk memasukan jari ke telinga untuk membersihkan juga tidak apa-apa.
  2. Muntah dgn sengaja
  3. Bersenggama, walau tidak keluar mani;
  4. Keluar mani dengan sengaja walau tidak senggama
  5. Haid
  6. Nifas
  7. Melahirkan
  8. Hilang akal. Menurut beliau yang dimaksud dengan hilang akal disini adalah gila. Sementara untuk tidur dan pingsan, beda aturannya.Bila kita tertidur seharian maka masih tidak apa2. Untuk pingsan klo sempet bangun pada waktu antara sahur sampai magrib, maka masih sah puasanya
  9. Murtad

9 orang yang tidak wajib berpuasa:

  1. Anak kecil yang belum balig. Namun ada kewajiban dari orang tuanya untuk mengajari puasa kepada anaknya
  2. Orang gila
  3. Orang sakit, yang memberatkan dia kalo dia berpuasa, menurut dokter, atau menurut pengalaman dia sebelumnya.
  4. Orang tua
  5. Wanita hamil
  6. Wanita menyusui
  7. Haid
  8. Nifas
  9. Orang yang sedang safar dengan jarak lebih dari 83 km

Kemudian menurut beliau masing-masing golongan tadi berbeda-beda konsekuensinya, ada yang wajib qodho ada juga yang bayar fidyah. Di akhir bulan ramadhan kita sering mendengar perkataan, minal aidzin wal waidzin. Sebenarnya artinya adalah semoga kita kembali pada pengampunan, dan menjadi orang beruntung. Jadi arti kalimat tersebut bukan mohon maaf lahir dan batin. Kalau ada yang mengatakan kalimat tersebut kepada kita, jawabannya cukup wa iyya kum, artinya dan kamu juga.

Kemudian ada pertanyaan tentang musafir. Bolehkah orang musafir untuk tetap berpuasa?

Jawaban buya, boleh berpuasa, tapi jangan memaksakan. Rasulullah pernah berkata untuk orang yang musafir jika puasa ringan baginya, maka lebih baik baginya. Namun bila berat maka jangan puasa. Bukan termasuk kebaikan bila orang yang lagi bepergian dan itu berat baginya memaksa puasa.

Kemudian ada pertanyaan tentang wanita menyusui apakah qadha atau bayar fidyah?

Jawaban buya, perempuan menyusui ada 2 macam:

  • Jika dia khawatir akan kesehatan dirinya atau bayinya bila berpuasa maka wajib qadha tanpa fidyah.
  • Namun bila dia tidak khawatir akan kesehatan dirinya, hanya khawatir janinnya kekurangan gizi dll, maka wajib fidyah. Berapa banyak fidyah itu, yaitu sebanyak 1 mud atau 6-7 ons menurut beliau. Berbeda dengan zakat fitrah yaitu 2,5 kg atau 4 mud atau 1 sha

Kemudian bagaimana dengan wanita yang haid. Hukumnya adalah haram berpuasa, dan wajib qadha pada bulan syawal sampai sebelum bulan ramadhan berikutnya.

Ada yang bertanya tentang taqwa, apakah dapat diraih pada satu ramadhan?

Menurut buya, gimana tandanya klo kita dah bener puasanya. Kita bisa lihat setelah ramadhan, apakah ada perubahan ibadahnya dan perilakunya atau tidak.

Pertanyaan lain tentang laylatul qadr apakah dpt diraih juga oleh hamba atau hanya untuk para nabi?

Menurut buya siapapun yg merindukannya, bisa mendapatkannya. Waktunya sengaha disembunyikan oleh Allah SWT.

Berikutnya ada pertanyaan mengenai imsyak dan azan, kapan sebenarnya batas kita boleh makan?

Buya bercerita pada zaman nabi waktu subuh itu ada 2 kali azan. Azan pertama sebelum shubun, azan kedua ketika masuk waktu subuh. Waktu azan pertama ini adalah saatnya makan sahur. Sementara azan kedua adalah waktu mulai puasa, atau berhenti makan. Menurut cerita nabi, jarak antara azan pertama dan kedua kurang lebih kalo kita baca quran sekitar 50 ayat. Kedua azan ini saat ini dilakukan bergantian oleh sahabat Bilal dan Ibn Maktum.

Yang dimaksud imsyaq sebenarnya adalah pada saat azan shubuh. Imsyaq artinya menahan diri. Namun di Indonesia maknanya berbeda. Imsyaq dimajukan sekitar 10 menit sebelum waktu subuh. Untuk waspada atau berjaga-jaga. Supaya kita tidak kebablasan makan.

Terakhir ada pertanyaan dari jamaah, apakah muslim masuk surga karena amalnya atau karena rahmat allah?

Rasulullah pernah mengatakan tidak akan masuk surga kalian karena amal kalian, termasuk rasulullah. Orang masuk surga hanya karena rahmat allah. Kemudian disebutkan juga rahmat Allah adalah bersama dengan orang-orang yang berbuat baik. Jadi untuk mendapatkan rahmat Allah adalah dengan beramal. Jadi bukan karena kita sudah beramal maka kita otomatis akan masuk surga. Hati-hati dengan bahaya ujub, karena kita sudah beramal, kemudian merasa sombong. Sebaiknya sebagai hamba kita beramah hanya untuk mengikuti perintah Allah.

Demikian catatan dari tabligh akbar Ramadhan dengan Buya Yahya. Semoga Bermanfaat!

Videonya dapat dilihat di link berikut


Silahkan tuliskan tanggapan, kritik maupun saran