Leaders Talk Arief Yahya

leaders talk arief yahya

Hari Sabtu lalu tanggal 22 Oktober diselenggarakan acara Leaders Talk. Leaders Talk kali ini menghadirkan tamu Bapak Dr Arief Yahya, Menteri Pariwisata Indonesia. Beliau bercerita tentang visi beliau untuk memajukan pariwisata di Indonesia.

Beliau bercerita dulu mayoritas orang bekerja di sektor Agriculture. Kemudian ketika terjadi revolusi industri, lapangan kerja terbanyak beralih ke sektor industri. Selanjutnya terjadi pekembangan teknologi informassi yang menimbulkan banyak peluang baru. Dan saat ini kita sedang memasuki era creative Industry.

Pada era creative industry, content dan context menjadi hal yang penting. Contoh negara yang sudah berhasil mengandalkan industri kreatif adalah Korea Selatan. Sementara itu contoh perusahaan yang berhasil di bidang industri kreatif adalah Google dan Facebook. Menurut beliau Google saat miliki revenue $ 400 M sementara facebook  $ 150 M. Sebagai perbandingan di Indonesia, PT Telkom hanya berkisar di angka $ 20 M.

Menurut beliau di sektor industri kreatif inilah Indonesia bisa bersaing. Di sektor manufaktur kita tidak mungkin bersaing dengan Cina. Yang paling penting adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi untuk memberi nilai tambah dalam persaingan. Beliau kemudian menampilkan data Digital snapshot dari Werasocialsg. Dari data tersebut terlihat internet di Indonesia sedang tumbuh pesat.

Saat ini Internet dan handphone sudah menjadi kebutuhan dasar (basic need). Bisnis di semua sektor harus mau menggunakan Internet. Beliau kemudian sharing ketika menjadi menteri pernah harus menghadapi demo dari para pengusaha Tour dan Travel. Mereka meminta menteri menutup jasa travel online.

Beliau membandingkan kondisi saat ini dengan perubahan bisnis PT Telkom beberapa tahun yang lalu. Saat itu wartel ada dimana-mana. Tapi seiring dengan berkembangnya teknologi, ketika orang mulai banyak menggunakan handphone, maka wartel tidak laku. Beliau juga bercerita pengalaman beliau yang harus menutup Telkom Flexi. Dalam dunia bisnis kita harus selalu mengikuti perkembangan teknologi.

Begitu juga yang terjadi di sektor pariwisata. Saat ini sangat banyak layanan digital online. Misalnya ada tripadvisor, AirBnb. Sektor pariwisata sudah beralih menjadi digital, bahkan layanan travel agent tradisional seperti Thomas Cook juga sudah mulai bangkrut.

Beliau kemudian bercerita tentang strategi beliau memanfaatkan teknologi digital untuk memajukan pariwisata Indonesia. Dengan tema Wonderfull Indonesia, kemenpar gencar beriklan di Internet, di Google, Youtube, Tripadvisor maupun Baidu. Beliau menginginkan Pariwisata menjadi core ekonomi bangsa. Ada 4 pilar yang harus disiapkan yaitu Product, Price, Promotion dan Place.

Beliau membagi destinasi wisata di Indonesia menjadi 10 wilayah. Sumatera, Batam, Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Papua. Menurut beliau ada 3 daerah yang sedang berkembang pesat sektor pariwisatanya yaitu Solo, Banyuwangi dan Sulawesi Utara. Menurut World Economic forum, potensi pariwisata Indonesia (TTCI) dari sisi Cultural dan Natural berada di peringkat 20. TTCI (Travel and Tourism Competitiveness Index) adalah parameter yang dikeluarkan oleh WEF (World Economic Forum) yang dapat menilai daya saing pariwisata di suatu negara. Indonesia memiliki nilai TTCI terendah dari sisi ICT readiness, Tourism Service Infrastructure, Health & Hygiene.

Untuk mengembangkan Tourism di Indonesia perlu dilakukan banyak investasi. Kondisi saat ini Trade tourism invesment berasal dari 3 negara, Singapura, Hongkong dan Abu Dhabi. Investasi terbesar di Indonesia saat ini berasal dari Singapura. Pariwisata memiliki efek multiplier paling tinggi yaitu 1,7x. Saat ini pariwisata di Indonesia menjadi penyumbang devisa no 4 setelah minyak,batubara dan kelapa sawit.

Pariwisata mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Saat ini  ada 12 juta tenaga kerja yang bekerja di sektor ini. Sektor pariwisata di Indonesia sedang mengalami pertumbuhan. Pariwisata telah menjadi sektor prioritas. Beliau menargetkan pada tahun 2019 pariwisata dapat memberikan kontribusi 8% pada PDB nasional, sumber devisa 240 Trilliun, serta mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara

Semoga Bermanfaat!

Referensi:

https://diplomasiekonomi.kemlu.go.id/images/capbuilddiplomat/Paparan%20KEMPAR.pdf

ftp://ftp.itb.ac.id/pub/ISO-IMAGES/linux/eii2015itb/151015%20-%20Paparan%20Menpar%20ITB%20draft%202.pdf

http://rakornaskemenpar.com/docs/Materi%20Deputi%20Mancanegara%20V1.pdf

 


Silahkan tuliskan tanggapan, kritik maupun saran