Sharing session Bapak Garuda

garuda sugardo

Pada hari terakhir Bandung ICT Expo (12 September 2015) ada beberapa sharing session. Sesi pertama  dari Fakultas Komunikasi & Bisnis menyampaikan tentang fakultas. Kemudian saya mewakili Fakultas Ilmu Terapan sharing tentang malware, Bapak Agus Achmad dari Fakultas Industri Kreatif sharing tentang prestasi Fakultas. Selanjutnya ada sharing session Bapak Garuda Sugardo. Beliau merupakan salah satu tokoh telekomunikasi Indonesia. Sempat menjadi wakil Dirut Telkom,pendiri Telkomsel dan sempat menjadi Direktur Indosat. Pengalaman beliau 30 tahun bekerja di bidang Telekomunikasi membuat beliau mengetahui seluk beluk dunia ICT. Saat ini pun beliau bertugas sebagai anggota Tim Pelaksana Dewan TIK Nasional. Pada sesi ini beliau bercerita banyak tentang dunia ICT Indonesia.

Beliau terkesan dengan acara Bandung ICT Expo, hanya saja beliau menyarankan agar lebih banyak Industri lokal yang terlibat dalam acara ini. Contohnya PT.Inti, LEN, CNI dan Hariff. Menurut beliau saat ini industri ICT nasional sedang dalam posisi yang sulit. Contohnya PT.Telkom yang dianggap sebagai raksasa Telekomunikasi Indonesia ternyata 80% penghasilannya berasal dari anak perusahaannya Telkomsel.  Padahal Telkom memiliki 80 ribu karyawan, sementara Telkomsel hanya sekitar 4500 karyawan. Padahal Telkomsel awalnya hanya memiliki 7 orang karyawan. Beliau dulu merupakan salah satu pendiri Telkomsel. Telkom harus lebih kreatif dan berinovasi agar dapat bersaing. Menurut beliau  Indihome dengan program triple play akan menjadi masa depan dari Telkom.

Saat ini banyak perusahaan ICT di Indonesia yang dimiliki oleh pihak asing. Salah satunya Indosat.  Saham terbesar Indosat saat ini dimiliki Qatar. Pemerintah saat ini sedang mengupayakan buyback atau pembelian ulang saham Indosat. Buyback ini membutuhkan biaya yang cukup besar. Menurut beliau akan lebih baik bila biaya besar tersebut digunakan untuk memperkuat industri ICT lokal.

Beliau mendukung program broadband yang dicanangkan pemerintah. Tel-U juga seharusnya mendukung program ini dengan menjadi broadband kampus. Contohlah Binus dan UGM yang sudah menyediakan fasilitas broadband bagi mahasiswanya, tidak hanya di kampus tapi juga di area kost sekitar kampus.

Beliau mengakhiri sharing ini dengan mengajak seluruh elemen ICT Indonesia untuk sama-sama bekerjasama dan berjuang demi bangsa ini. Kita harus dukung industri lokal, caranya dengan membeli produk lokal. Beliau mencontohkan handphone produksi lokal yang dia miliki. Handphone tersebut bahkan tetap hidup walaupun dimasukkan ke dalam gelas berisi air. Selain itu beliau mengajak dukunglah operator yang masih murni dimiliki bangsa ini. Sebagai pelaku ICT Indonesia, kita harus memiliki jiwa merah putih yang mau berjuang demi kemajuan bangsa.

Semoga bermanfaat!

 


Silahkan tuliskan tanggapan, kritik maupun saran