Society 5.0


Saya lagi baca-baca tentang Society 5.0, gara-gara diminta kampus Unand buat sharing. Jadi istilah Society 5.0 awalnya dari Jepang. Lebih tepatnya dari Kabinet Jepang, mereka nyusun strategi pembangunan ke depan, pada bulan januari 2016 mereka mencetuskan istilah Society 5.0. Kabinet Jepang membagi tahapan society kurang lebih kayak gini:

Society 1.0 itu orang-orangnya masih berburu hewan, tinggalnya masih nomaden kemudian transportasinya masih jalan kaki. Barang-barangnya umumnya mereka kumpulin dari alam. Bahan yang dipake dari batu maupun tanah. Dari jaman nabi adam

Society 2.0 itu masyarakat petani. Mereka udah mulai bikin kota. Barang-barangnya udah mulai bikin sendiri. Materialnya udah mulai pake metal. Untuk transportasi mereka udah pake kerbau dan kuda. Sekitar 13 ribu sebelum masehi

Spciety 3.0 ini dimulai sejak revolusi industri. Barang-barang udah mulai dibuat secara mekanik. Materialnya udah mulai pake plastik. Alat transoirtnya udah mulai ada motor, kapal, dan pesawat. Tinggalnya udah mulai nyebar di perkotaan dan muncul daerah industri. Akhir abad 18

Society 4.0 ini muncul dengan perkembangan teknologi IT. Material yang digunakan sudah banyak pake Chip. Untuk transport udan mulai banyak ragamnya. Tinggalnya di kota yang saling terhubung. Pertengahan abad 20

Spciety 5.0 ini masyarakat yang super smart. Mereka menggabungkan antara cyberspace dan physical space. Transportasinya nanti pake autonomous driving. Tinggalnya juga tersebar di kota-kota yang autonomous dan tidak terpusat . Abad 21.

Istilah society 5.0 ini sebenernya gak jauh beda dengan Industry 4.0 dari Jerman, atau Smart city, atau industrial internet dll. Semuanya dimaksudkan untuk menjelaskan masyarakat yang mengalami transformasi digital. Ada 5 teknologi yang menjadi pilarnya yaitu:

  1. Internet Of Things
  2. Artificial Intelligence
  3. Robotik
  4. Big Data
  5. Blockchain

Ada banyak jargon, yang digunakan untuk menjelaskan seperti apa Society 5.0 diantaranya:

  • People centric super smart society
  • Human centered Society
  • Merging Cyberspace with Physical space
  • A knowledge intensive society
  • A Data driven society

Istilah society 5.0 ini dicanangkan jepang untuk membuat rencana kerja menghadapi berbagai tantangan yang mereka hadapi, diantaranya:

  1. Tingkat kelahiran yang menurun
  2. Populasi penduduk tua yang meningkat
  3. Keterbatasan sumber daya alam
  4. Infrastruktur yang semakin berumur

Kemudian tahun 2017 mereka menyusun rencana yang disebut “Invesment for the Futur Strategy”. Isinya adalah 5 strategi berikut:

  1. Extension of healthy lifespan
  2. Realization of mobility revolution
  3. Creation of next generation suppy chains
  4. Membangun infrastruktur dan kota2 yang nyaman
  5. Fintech

Contohnya untuk extension of healthy lifespan, mereka merancang sistem kesehatan yang baru isinya adalah universal healtcare system dan nursing care insurance system. Isinya adalah manajemen kesehatan, pencegahan penyakit, dan support kesehatan secara mandiri. Selain itu didukung juga sistem human resource development dan digitalisasi.

Mereka punya rencana mengembangkan berbagai teknologi seperti automated driving, bidang kesehatan, keuangan, konstruksi, transportasi, pertanian, kehutanan, perikanan, turismus, olahraga, budaya dan seni semuanya berbasis IoT, Big Data, Robotik dan AI

Cuman transformasi digital ini akan berdampak besar diantaranya pada:

  1. industri tradisional
  2. Kompleksitas sosial
  3. Aspek resiko keamanan dan privasi.

Dampak ini nanti insyaAllah akan saya bahas di tulisan berikutnya. Semoga Bermanfaaat!

Referensi:

https://library.oapen.org/bitstream/handle/20.500.12657/41719/2020_Book_Society50.pdf?sequence=1#page=18

Klik untuk mengakses 029_outline.pdf

Klik untuk mengakses miraitousi2017_summary.pdf

https://www.kantei.go.jp/jp/singi/keizaisaisei/kettei.html

https://www8.cao.go.jp/cstp/english/society5_0/index.html

https://www8.cao.go.jp/cstp/english/society5_0/agriculture_e.html

https://www8.cao.go.jp/cstp/english/society5_0/index.html


Silahkan tuliskan tanggapan, kritik maupun saran