Tentang Society 5.0


Saya lagi baca-baca dokumen kabinet Jepang tentang society 5.0. Menurut mereka selama Abenomics (kepemimpinan PM Shinzo Abe) reformasi telah banyak dilakukan, diantaranya liberalisasi pasar untuk elektrik dan gas, reformasi agrikultur, pengenalan regenerative medicine dan pengurangaan tarif pajak sebanyak 20%.

Jumlah populasi yang bekerja juga meningkat sebanyak 1,85 juta (terbanyak selama 20 tahun). Perusahaan juga mencapai tingkat pertumbuhan tertinggi, kemudian tingkat investasi juga telah mencapai tingkat pemulihan seperti sebelum era kejatuhan Lehman Brothers. Jumlah perusahaan yang bangkrut juga mencapai tingkat terendah sejak tahun 1990.

Walaupun secara umum pertumbuhan ekonomi meningkat pesat, namun sektor privat masih ada beberapa hambatan karena beberapa alasan berikut:

  1. Pada sisi supply, pertumbuhan produksi agak terhambat.
  2. Pada sisi demand tidak ada demand baru yang muncul

Hal ini yang disebut terjadinya “secular stagnation”, hal yang umum terjadi pada negari maju. Untuk mengatasi secular stagnation dan mencapai pertumbuhan jangka menengah dan panjang disusun strategi “Society 5.0” untuk mengatasi berbagai isu sosial yang muncul karena Revolusi Industri 4.0. Industri 4.0 sendiri hadir karena transformasi digital diantaranya IoT, big data, artificial intelligence (AI), robot, dan sharing economy.

Kemudian ada beberapa

  1. Jepang menghadapi tantangan sosial seperti menurunnya populasi pada usia produktif, semakin menuanya komunitas lokal, dan isu energi dan lingkungan. Sehingga ada potensi kebutuhan baru dan layanan baru akibat dari revolusi industri 4.0
  2. Revolusi Industri 4.0 dapat menimbulkan isu pengangguran, karena otomatisasi industri. Sementara itu jumlah tenaga kerja di Jepang terus menurun, sehingga perlu strategi investasi baru di bidang sumber daya serta pengalihan tenaga kerja untuk mencegah munculnya isu sosial
  3. Pada era ini data akan sangat berharga dan dibutuhkan pada bidang kesehatan, autonomous driving, Pabrikasi, agriculture, dan konstruksi. Bahkan kunci dari persaingan adalah bagaimana mendapatkan data dari pasar, bagaimana melakukan prediksi dengan software dan hardware.

Menurut mereka, jepang memiliki keunggulan pada sisi teknologi. Namun ada potensi terjadinya krisis pada tahun 2025, karena generasi mereka yang semakin menua sehingga meningkatkan beban biaya kesehatan, sementara jumlah tenaga kerja juga menurun, dan tenaga kerja handal dengan skill dan pengetahuan akan semakin berkurang.

Pada sistem ekonomi tradisional, tingkat kompetitif dinilai dari “things (barang)” and “money (uang)”. Sehingga strategi yang dibangun adalah membuat aktifitas ekonomi yang efisien dengan “intensification” dan “homogenization”.

Namun dengan munculnya revolusi industri 4.0, tingkat kompetitif beralih ke “human (human resources)” dan “data” dibawah sistem ekonomi Society 5.0. Pada sistem ini, human dan data yang independen dan tersebar dihubungkan dengan inovasi teknologi

Dengan munculnya Society 5.0 ini pengetahuan dan “uniqueness”menghasilkan nilai kompetitif sehingga inovasi dan kreatifitas menjadi sangat penting. Untuk itu diperlukan sistem untuk mengembangkan inovasi yang tersebar pada berbagai industri, tanpa membedakan usia, jenis kelamin, ukuran perusahaan maupun besarnya komunitas.

Revolusi “Industry 4.0” dari Jerman dan “Industrial Internet” dari Amerika adalah upaya untuk melakukan optimasi manajemen produksi dan kontrol dari industri manufaktur menggunakan IoT, tanpa melihat ukuran pabrik dan perusahaan.

5 strategi investasi Jepang:

  1. Extension of Healthy lifespan
  2. Realization of mobility revolution
  3. Creating of next-generation supply chains
  4. Building and developing pleasant infrastructure and towns”
  5. FinTech

Healthcare

Jepang menghadapi tantangan aging society. Namun jepang memiliki sistem kesehatan universal (universal healthcare system) dan sistem asuransi kesehatan “nursing care insurance system”. Untuk itu strategi yang dikembangkan adalah membangun sebuah sistem kesehatan baru “new system of health, medical care, and nursing care” dengan prioritas pada manajemen kesehatan, pencegahan sakit, nursing, dan selfsupport.

Dengan sistem ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat kesehatan, sehingga masyarakat dapat tetap aktif sepanjang usianya.

Transportasi

Walaupun menghadapi tantangan sosial seperti keterbatasan tenaga kerja pada bidang logistik, serta keterbatasan transportasi untuk orang tua pada komunitas, jepang memiliki kekuatan dalam manufacturing AI maupun penggunaan data dan hardware. Data perjalanan serta data pergerakan mobil juga dapat dikumpulkan dan dianalisa.

Strategi yang dibangun adalah mengembangkan jarak dan kesempatan aktifitas harian dari setiap individu dengan membangun sistem logistik dan layanan transportasi untuk mengurangi insiden trafik, menangani kekurangan tenaga kerja pada komunitas lokal, dan menghilangkan kendala transportasi bagi orang.

Sistem Logistik

Jepang memiliki sistem Kanban (manajemen penyimpanan/inventory tepat waktu/just-in-time). Sistem ini akan ditambahkan dengan pengembangan in-depth “approximation”, yaitu optimasi data barang dari pabrik serta distribusi data ke toko

Strategi ini dapat meningkatkan inovasi produk dan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan individual customers dan consumers.

Infrastruktur

Walaupun ada masalah tenaga kerja yang terbatas dan menua, namun ada banyak kebutuhan konstruksi fasilitas Olympide, renovasi infrastruktur dan pencegahan bencana. Layanan yang disediakan termasuk integrasi dari mesin kontruksi dan data.

Menjaga keseimbangan antara efisiensi dan keamanan tanpa terhambat dari keterbatasan sumber daya maupun peningkatan biaya dan penetrasi pasar dengan stabil

Fintech

Jepang masih memiliki tingkat transkasi cash yang tinggi, serta penggunaan IT pada perusahaan kecil den menengah masih terbatas. Sehingga perlu dikenaklan FinTech.

Strategi ini akan meningkatkan kenyamanan pembayaran untuk pengguna dan dapat meningkatkan kapasitas keuangan perusahaan serta produktifitas

Sampai disini dulu, semoga bermanfaat!

Referensi:

http://www.kantei.go.jp/jp/singi/keizaisaisei/pdf/miraitousi2017_summary.pdf


Silahkan tuliskan tanggapan, kritik maupun saran