Yamaga Study Tour


Kemaren saya ikut Yamaga Study tour, tur ini diselenggarakan oleh consortium kumamoto. Yamaga ini lokasinya gak jauh dari Kumamoto, sekitar 1 jam naek bus. Lokasi pertama yang kami kunjungi adalah Museum Touru Yamaga. Museum ini menampilkan kerajinan tradisional Jepang Yamaga Tourou. Disana mereka membuat miniatur berbagai gedung dari kertas. Kerajinan Yamaga-toro atau Lentera Yamaga ini konon udah ada sejak 600 tahun yang lalu pada periode Muramachi. Jadi mereka bikin lentera menyerupai emas dari kertas. Lentera ini bakal ditampilkan di kuil Yamaga pada festival api biasanya sekitar 15 agustus. Ada banyak cewek yang naro lentera ini dikepalanya, kemudian mereka nari.

Petugas disana jelasin, lenteranya digambar dulu dikertas washi, dibikin polanya, terdiri dari 200 bagian katanya. Kemudian dilem. Dulu mereka taro lilin buat lampunya, tapi sekarang diganti pake lampu kecil katanya. Selain itu disana ada juga banyak miniatur bangunan yang dibuat pake kertas. Diantaranya ada miniatur theather tradisional jepang, miniatur istana, kuil, zashiki (rumah kayu jepang) dll. Selain itu ada pameran lukisan tentang penari lentera Yamaga di lt 2 dan ada workhsop dimana orang ngedemoin cara bikin lanternnya.

Setelah itu lanjut ke Yachiyoza theather. Ini theater tradisional jepang, umurnya katanya udah 100 tahun lebih. Theater tradiosional ini konon katanya di jepang tinggal 8 yang masih bertahan. Bangunannya dari kayu semua. Ada kayak kotak2 buat tempat duduk penonton. Konon 1 kotak itu isinya bisa sampe 8 orang. Kalo menurut saya 4 orang aja udah rapet di 1 kotak itu. Ada tribun VIP nya juga. Panggungnya bisa diputer, cuman masih manual, pake tenaga manusia muternya. Terus kita bisa lihat di balik panggung sama ke bawah panggung. Jadi di bawah panggung ada tempat naek buat munculin orang dari bawah. Dan ada lorong buat orang bisa muncul tiba2 di belakang penonton.

Di plafonnya ada banyak gambar2, ternyata gambar2 itu iklan dari toko yang ada di sekitar theater. Masih keliatan megah theaternya walaupun udah berumur 100 tahun. Kayunya sebagian besar masih asli katanya. Ada lampu kaca juga di atas panggung, yang konon katanya sebagian lampunya masih ada yang asli. Walaupun sebagian besar lampu kacanya sempat dijarah pas jaman perang dunia ke 2.

Di theater itu ditampilkan tarian yamaga tourou. Ada dua cewe yang nari, pake yukata dan bawa lentera dikepalanya. Konon sejaranya dulu ada Kaisar dan pasukannya yang mau jalan ke yamaga, cuman terhalang oleh kabut malam yang tebal. Masyarakat sana kemudian membantu menunjukan arah dengan membawa lentera dari kertas ini. Festival api yamaga konon setiap tahun diselenggarakan untuk mengingat kunjungan kaisar ke kota yamaga. Pas festival konon sampe 1000 wanita yang melakukan tarian ini sambil nyanyi yoheho.

Setelah melihat theater, kami dikasi kupon 200 yen, bisa dipake untuk beli souvenir di sekitar theater. Ada banyak toko kerajinan disana. Setelah itu naek bis lagi ke salah satu gedung city center. Disana dikasih makan siang. Dan ternyata mereka udah nyiapan beberapa kotak makanan halal untuk kami yang muslim, ada juga makanan vegetarian, ada makanan western dan tentunya makanan jepang. Seperti biasa sebelum makan mereka bareng2 ngeberesin ruangan dan nyiapin bareng2 ala jepang. Pas makan saya duduk bareng 2 siswa dari jepang, satu dari yamaga satu dari oita. Dan satu lagi dari China lagi ngambil doktor di bidang kedokteran.

Acara selanjutnya bikin kipas tradisional jepang (kutami uchiwa). Bahan utama kipas ini dari bambu dan kertas. Ada 3 jenis kipas tradisional di jepang yaitu kumamoto, chiba sama kyoto. Masing2 punya gayanya sendiri. Kalo Kumamoto gagang bambunya tipis, kalo chiba gagangnya bulat, klo kyoto gagangnya dari kayu. Bentuk dan desainnya juga beda.

Pertama kami dikasi bambu yang udah dipotong buat rangka kipas, terus dikasi satu kertas berpola dan satu kertas kosong, alas koran, lem, kuas sama sikat. Dipinjemin pulpen warna juga. Kali ini saya segrup sama anak jerman, slovenia sama jepang. Anak jerman ini bawa banyak pulpen warna. Kertas kosong ini harus kami gambar, bebas. Banyak peserta yang gambar kumamon. Saya coba gambar motif batik bunga. Trus setelah itu dilem, yang berpola di depan, yang digambar tadi di belakang. Setelah itu kipasnya didiemin sejam. Sambil nunggu orangnya ngedemoin cara motong bambunya. Konon katanya teknik bikin kipas ini dulu diajarin sama monk yang pernah nginap di marugame. Ini sebagai tanda terima kasih dia karena diijinkan nginep disana. Bambu yang dipilih jenisnya khusus katanya. Setelah dipotong didiemin selama 5 tahun sampe kering. Terus dia demoin cara motong bambunya. Cepet banget. Setelah kipasnya kering, kemudian dipotong. Alat pemotongnya itu udah ada bentuknya, jadi ada yang kotak, ada yang rada bulet. Jadi kipas ditaro dibawah alat potong itu, terus diketok pake kayak martil. Gak gampang motongnya, saya pas nyoba gak mulus hasilnya.

Setelah dipotong, ujungnya dikasi kertas lagi sekitar 3 cm lebarnya untuk ngelindungin ujung kipas. Setelah itu diolesin juice percimmon (kesemek). Juice percimmon ini dicampur sedikit air dan dibiarin dulu selama 5 tahun katanya, sampe berfermentasi. Dengan diolesin juice ini kipasnya jadi kuat, tahan lama dan anti rayap katanya. Kipas ini di kumamoto namanya Raimin Shibuuchiwa, biaanya suka dikasi sebagai hadiah untuk kelahiran bayi, ultah perkawinan, ultah ke 60 dan perayaan lainnya. Konon dulu ada banyak bengkel kipas ini disana, cuman sekarang tinggal 1 bengkel Kruikawa shoten ini yang masih bertahan.

Tentang bengkel kipas tradisional jepang:

https://www.instagram.com/kurikawa.uchiwa/

http://www.uchiwa.jp/about.html

Tentang museum:

Tentang theater Yachiyoza:

https://yamaga-tanbou.jp.e.zh.hp.transer.com/events/14123/

Tentang Yamaga

https://yamaga-tanbou.jp.e.zh.hp.transer.com/about/


Satu tanggapan untuk “Yamaga Study Tour”

Silahkan tuliskan tanggapan, kritik maupun saran